Saturday, March 10, 2012
Google melakukan pengembangan
Android Market, dan
mengubahnya menjadi Google
Play. Ini merupakan sumber
yang lebih komprehensif
untuk mendapatkan film, aplikasi, musik, dan ebook
dalam satu fitur. Menurut Direktur Konten
Digital Google, Jamie
Rosenboerg, perubahan
Android Market menjadi
Google Play itu akan mulai
berlaku hari ini. Google Play menandai
permulaan radikal dari
Android Market, sejak debut
Android lebih dari tiga tahun
lalu. Dengan layanan ini,
Google merancang Google Play untuk meruntuhkan tembok
pemisah dari sejumlah
layanan penawaran yang
dimiliki Google. "Google Play akan menjadi
pengalaman tunggal bagi
pengguna," kata Rosenberg.
"Ini menciptakan pengalaman
yang lebih kuat di Android
dan juga meningkatkan kesempatan bagi mitra
konten untuk berinteraksi
dengan banyak penawaran
Google," sambungnya. Pergeseran branding ini
mengejutkan, mengingat
sumber daya dan energi yang
dihabiskan Google dalam
membangun brand Android.
Selama ini, Android Market memang melekat menjadi
sebuah brand unik di sistem
operasi mobile Google, dan
butuh waktu untuk
rebranding Google Play. Langkah ini seperti menjawab
kritikan yang diajukan
kepada layanan terpisah
Google. Selama ini, Google
terkesan tidak melakukan
sinkronisasi layanan sejenis, misalnya antara Google Music
dengan video musik di
YouTube. Ketika eksekutif Google
setuju dengan konsep Google
Music sebagai label pada 2010
dan 2011, mereka juga
membicarakan integrasi
layanan dengan YouTube. Tapi hingga sekarang layanan itu
tidak pernah digabungkan. Dengan pembentukan Google
Play, Rosenberg mengatakan
musik tidak akan lagi menjadi
layanan mandiri. Walau terbilang sukses
sebagai sebuah platform,
Android Market berjuang
keras untuk menyaingi
pendapatan Apple App Store.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2008, pendapatan
Android Market selalu di
belakang Apple App Store. Bulan lalu, Distimo, sebuah
perusahaan yang melacak
data pada toko aplikasi,
melaporkan bahwa iOS App
Store milik Apple
menghasilkan pendapatan empat kali lipat dari total
pendapatan Android Market. Akibatnya, pengembang
terpaksa untuk mengubah
model bisnis mereka dengan
mengandalkan iklan mobile,
dan bukan pembayaran di
depan. Pengembang bahkan ada yang memiliki model
bisnis "freemium", yaitu
memberikan aplikasi gratis
untuk sementara, namun
mesti bayar jika ingin
meningkatkan level permainan atau menambah
senjata di permainan. Research In Motion, yang
memiliki etalase yang jauh
lebih kecil dari Android
Market, BlackBerry App
World, bahkan mengatakan
toko aplikasi mereka lebih menguntungkan bagi
pengembang, ketimbang
membuat aplikasi untuk
Android. Pelanggan Musik Tidak signifikannya Android
Market juga dikabarkan
merembet ke Google Music.
Seorang sumber dari industri
musik mengatakan Google
Music belum memenuhi harapan pada pendapatan
atau adopsi pelanggan. Google
Music sebenarnya dianggap
kehilangan pelanggan. Rosenberg menolak untuk
membahas pendapatan, tetapi
dia membantah bahwa
layanan ini kehilangan
pelanggan. Google Music
disebut Rosenberg memiliki lebih dari 4 juta pengguna. Dia menekankan bahwa
strategi Google Play, mungkin
akan memakan waktu
beberapa hari untuk
memaparkan di platform
Android. Ini juga tidak tidak akan mengubah data pustaka
atau playlist. Meskipun demikian,
diubahnya Android Market ke
Google Play tidak
memperlihatkan gagalnya
Android. Bundling semua
layanan Android ke dalam satu area dan di bawah satu
merek dinilai akan membuat
lebih mudah untuk dijual ke
pasar. Strategi ini bisa
membuat Google Play lebih
kompetitif dengan Apple iTunes. | CNet
vivanews
Android Market Berubah Jadi Google Play
Posted by
Sologuyonan
at
9:04 PM
Google melakukan pengembangan
Android Market, dan
mengubahnya menjadi Google
Play. Ini merupakan sumber
yang lebih komprehensif
untuk mendapatkan film, aplikasi, musik, dan ebook
dalam satu fitur. Menurut Direktur Konten
Digital Google, Jamie
Rosenboerg, perubahan
Android Market menjadi
Google Play itu akan mulai
berlaku hari ini. Google Play menandai
permulaan radikal dari
Android Market, sejak debut
Android lebih dari tiga tahun
lalu. Dengan layanan ini,
Google merancang Google Play untuk meruntuhkan tembok
pemisah dari sejumlah
layanan penawaran yang
dimiliki Google. "Google Play akan menjadi
pengalaman tunggal bagi
pengguna," kata Rosenberg.
"Ini menciptakan pengalaman
yang lebih kuat di Android
dan juga meningkatkan kesempatan bagi mitra
konten untuk berinteraksi
dengan banyak penawaran
Google," sambungnya. Pergeseran branding ini
mengejutkan, mengingat
sumber daya dan energi yang
dihabiskan Google dalam
membangun brand Android.
Selama ini, Android Market memang melekat menjadi
sebuah brand unik di sistem
operasi mobile Google, dan
butuh waktu untuk
rebranding Google Play. Langkah ini seperti menjawab
kritikan yang diajukan
kepada layanan terpisah
Google. Selama ini, Google
terkesan tidak melakukan
sinkronisasi layanan sejenis, misalnya antara Google Music
dengan video musik di
YouTube. Ketika eksekutif Google
setuju dengan konsep Google
Music sebagai label pada 2010
dan 2011, mereka juga
membicarakan integrasi
layanan dengan YouTube. Tapi hingga sekarang layanan itu
tidak pernah digabungkan. Dengan pembentukan Google
Play, Rosenberg mengatakan
musik tidak akan lagi menjadi
layanan mandiri. Walau terbilang sukses
sebagai sebuah platform,
Android Market berjuang
keras untuk menyaingi
pendapatan Apple App Store.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2008, pendapatan
Android Market selalu di
belakang Apple App Store. Bulan lalu, Distimo, sebuah
perusahaan yang melacak
data pada toko aplikasi,
melaporkan bahwa iOS App
Store milik Apple
menghasilkan pendapatan empat kali lipat dari total
pendapatan Android Market. Akibatnya, pengembang
terpaksa untuk mengubah
model bisnis mereka dengan
mengandalkan iklan mobile,
dan bukan pembayaran di
depan. Pengembang bahkan ada yang memiliki model
bisnis "freemium", yaitu
memberikan aplikasi gratis
untuk sementara, namun
mesti bayar jika ingin
meningkatkan level permainan atau menambah
senjata di permainan. Research In Motion, yang
memiliki etalase yang jauh
lebih kecil dari Android
Market, BlackBerry App
World, bahkan mengatakan
toko aplikasi mereka lebih menguntungkan bagi
pengembang, ketimbang
membuat aplikasi untuk
Android. Pelanggan Musik Tidak signifikannya Android
Market juga dikabarkan
merembet ke Google Music.
Seorang sumber dari industri
musik mengatakan Google
Music belum memenuhi harapan pada pendapatan
atau adopsi pelanggan. Google
Music sebenarnya dianggap
kehilangan pelanggan. Rosenberg menolak untuk
membahas pendapatan, tetapi
dia membantah bahwa
layanan ini kehilangan
pelanggan. Google Music
disebut Rosenberg memiliki lebih dari 4 juta pengguna. Dia menekankan bahwa
strategi Google Play, mungkin
akan memakan waktu
beberapa hari untuk
memaparkan di platform
Android. Ini juga tidak tidak akan mengubah data pustaka
atau playlist. Meskipun demikian,
diubahnya Android Market ke
Google Play tidak
memperlihatkan gagalnya
Android. Bundling semua
layanan Android ke dalam satu area dan di bawah satu
merek dinilai akan membuat
lebih mudah untuk dijual ke
pasar. Strategi ini bisa
membuat Google Play lebih
kompetitif dengan Apple iTunes. | CNet
vivanews
Tags :
Related : Android Market Berubah Jadi Google Play
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment